Indonesia Masih Defisit Dagang Pelumas
Balmer Lawrie Indonesia Berinovasi untuk Penuhi Kebutuhan Pasar
Balmerol Luncurkan Pelumas Kemasan Pouch
Inovasi Balmer Indonesia Luncurkan Grease Kemasan Pouch
Pelumas Gemuk Kini Menyasar Pasar Rumah Tangga
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meski tidak sepopuler bisnis pelumas, ternyata bisnis pelumas gemuk (grease) bagi alat industri cukup menjanjikan. Di bisnis ini sedikitnya terdapat lima merek gemuk yang dibuat sejumlah perusahaan pelumas terkemuka yang meramaikan pasar gemuk di Tanah Air.
Kebutuhan gemuk menurut data BPS 2018 setahun mencapai 30 ribu ton untuk industri dan ritail. Kebutuhan terbanyak diserap sektor otomotif dan industri dengan nilai mencapai 44 juta dolar AS.
Kebutuhan sebanyak itu sebagian masih diimpor dari luar negeri yang seharusnya dapat diproduksi di dalam negeri. “Dengan produksi brand nasional pemerintah bisa dukung dan kita bisa kurangi impor,” kata Takwa Fuadi Samad, Direktur PT Balmer Lawrie Indonesia, dalam keterangan tertulisnya Selasa (17/12).
Karena itu melihat besarnya potensi tersebut sejak 2011 lalu pihaknya telah memproduksi pelumas gemuk merek Balmerol bagi kebutuhan industri dan rumah tangga.
Diakuinya saat ini ada sejumlah pemain besar yang telah menguasai bisnis pelumas gemuk di tanah air. Untuk mensiasatinya, pihaknya akan memperkuat jalur distribusi pemasaran dan promosi guna mengembangkan pemasaran Balmerol di Tanah Air.
Pihaknya juga telah mengekspor Balmerol ke Malaysia dan Taiwan melalui pabriknya yang berada di Cikande, Banten dengan kapasitas produksi 6 ribu ton pertahun dan dapat ditingkatkan hingga 18 ribu ton pertahun.
Kebutuhan pelumas gemuk tidak hanya dirasakan di sektor industri berat saja, melainkan juga kebutuhan rumah tangga. Baik untuk keperluan melumasi pintu pagar, kendaraan bermotor pribadi atau keperluan lainnya. Karena itu, untuk menyasar pasar rumah tangga kini tersedia gemuk Balmerol Licom EP 3.
Produk ini dinilai tahan panas, dengan titik leleh (melting point) 260 derajat celcius sehingga cocok untuk aplikasi beban berat. Produk ini tersedia dalam kemasan berbentuk pouch 100 gram dan 200 gram yang lebih praktis yang dapat diperoleh di minimarket. “Kami perlu inovasi dengan kemasan menarik agar memberikan keuntungan lebih bagi konsumen,” kata Takwa.
https://www.republika.co.id/berita/q2pc7u380/pelumas-gemuk-kia
Pasar Pelumas Alami Trend Positif, Balmer Lawrie Indonesia Lahirkan Inovasi Baru Sebagai Andalan di Tahun 2020
INDUSTRY.co.id, Jakarta-Industri pelumas di dalam negeri terus menunjukkan geliat positifnya, hal ini sejalan dengan upaya pemerintah yang terus mendorong penciptaan iklim investasi yang kondusif di Tanah Air.
Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Muhammad Khayam pada Diskusi Bersama Media, dengan tema “Dukung Pembatasan Impor, Balmerol Siap Tingkatkan Kapasitas Produksi,” di Grha STR, Ampera Raya, Jakarta Selatan, Selasa (17/12/2019), mengatakan, di tengah perlambatan ekonomi dunia, masih ada sejumlah investasi dan ekspansi sektor industri di Indonesia. Apalagi, pemerintah sedang gencar memacu investasi khususnya sektor industri yang menghasilkan produk substitusi impor,” kata
Dirjen IKFT menegaskan, pihaknya senantiasa melakukan upaya peningkatan daya saing industri nasional agar bisa lebih kompetitif di kancah global. Salah satu sektor yang strategis adalah industri pelumas, karena bisnisnya dinilai memiliki prospektif yang cukup besar.
Saat ini, di Indonesia terdapat 44 perusahaan produsen pelumas nasional dengan kapasitas terpasang sebesar 2.040.000 kiloliter per tahun dan produksi sekitar 908.360 kiloliter per tahun terdiri dari pelumas otomotif sebesar 781.189,90 kiloliter per tahun dan pelumas industri 127.170,45 kiloliter per tahun.
“Perkembangan industri pelumas, saat ini 2 juta liter kapasitasnya, dengan 44 perusahaan tapi yang produksi masih di bawah 1 juta. Sementara ekspor hampir 147 juta, antara lain ke China. Impor pelumas terbesar dari Singapura dan Jepang. Diperlukan regulasi teknis untuk lindungi konsumen,”ujarnya.
Khayam menambahkan, dalam rangka mendorong pengembangan industri pelumas nasional serta menciptakan iklim usaha yang sehat, Kemenperin telah memberlakukan Standar Nasional Indonesia (SNI) pelumas secara wajib dan mulai efektif pada 10 September 2019.
“Melalui penerapan regulasi teknis yang berbasiskan standardisasi ini, diharapkan dapat dicegah beredarnya produk pelumas bermutu rendah di pasar domestik, khususnya yang terkait dengan kesehatan, keamanan, keselamatan, dan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang dapat mendistorsi pasar pelumas dalam negeri,” jelasnya.
Tentang pemberlakuaan SNI pelumas secara wajib, Kemenperin telah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 25 Tahun 2018 Pelumas. Permenperin ini diterapkan untuk meningkatkan daya saing dan utilisasi industri pelumas dalam negeri sehingga dapat memenuhi peningkatan kebutuhan pelumas khususnya bagi industri otomotif nasional.
“Regulasi tersebut juga dalam rangka perlindungan konsumen terhadap dampak negatif potensi beredarnya produk pelumas yang bermutu rendah serta dalam rangka mewujudkan persaingan usaha yang sehat antara pelaku usaha industri pelumas,” tegasnya.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia/Direktur Eksekutif Next Policy, Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, menurunnya ekspor bisa diantisipasi dengan meningkatkan ekspor ke negara non-tradisional seperti Afrika Senegal Nigeria pantai Gading Angola, Meksiko, Kanada, Kazakhstan, Azerbaijan, Uzbekistan, Rusia dan lain-lain.
“Ekspor memang turun tapi itu bisa kita antisipasi dengan meningkatkan ekspor ke negara non-tradisional seperti Afrika Senegal Nigeria pantai Gading Angola, Meksiko, Kanada, Kazakhstan, Azerbaijan, Uzbekistan, Rusia dan lain-lain,” kata dia.
PT Balmer Lawrie Indonesia
Sementara itu, dalam menjawab tingginya kebutuhan konsumen yang ingin praktis dan mandiri dalam perawatan kendaraan maupun pelumasan berbahan dasar besi dan baja yang ada di rumah.maka PT Balmer Lawrie Indonesia, pada Selasa (17/12/2019) secara resmi meluncurkan grease LICOM EP 3 dalam bentuk kemasan pouch 100 gram dan 200 gram, sebagai seri baru yang akan menjadi andalan di tahun 2020.
Direksi PT Balmer Lawrie Indonesia, Takwa Fuadi Samad, memaparkan, Endless Innovation for Customer Benefit yang diusung PT Balmer Lawrie Indonesia pada penghujung tahun ini mempertegas komitmen berkelanjutan dalam memberikan layanan bukan hanya solusi produk, tapi juga solusi lubrikasi, dimana menjadi bagian terpenting dalam strategi bisnis kami.
Dalam diskusi dengan media tersebut, dipaparkan oleh Takwa Fuadi Samad, soal Produk grease LICOM EP 3, sebagai salah satu produk andalan PT Balmer Lawrie Indonesia. Apalagi pihak Balmer Lawrie Indonesia, pada tahun 2020 akan menghadirkan dalam bentuk kemasan pouch 100 gram dan 200 gram. Sebelumnya produk ini telah ada dalam kemasan cup ukuran 450 gram.
Latar belakang diluncurkannya Grease LICOM EP 3 ukuran 100 gram dan 200 gram, karena saat ini kebutuhan konsumen pada perawatan yang praktis semakin tinggi, bukan hanya untuk kebutuhan otomotif tapi juga berbagai keperluan pelumasan bagian pintu, hingga pagar rumah. Dalam dua bulan terakhir sebelum meluncurkan kemasan pouch 100 gram
Sejauh ini, PT Balmer Lawrie Indonesia, telah melakukan sosialisasi di bengkel mobil dan motor area Jabodetabek. Responnya sangat baik dan bahkan konsumen bengkel – bengkel tersebut banyak yang langsung tertarik dan memesan. Harganya juga sangat ekonomis untuk kebutuhan pribadi yaitu Rp12.500,- untuk kemasan pouch 100 gram dengan kualitas yang sangat baik. 3
Keistimewaan produk Grease LICOM EP 3 adalah memiliki kekentalan (konsistensi) yang sesuai standar NLGI no. 3 (National Lubrication Grease Institute). Produk yang dibuat dengan menggunakan Lithium Complex ini termasuk grease tahan panas, dengan titik leleh (melting point) 260`C. Rekomendasi operasi hingga temperature 160`C.
Grease LICOM EP 3 juga memiliki EP (Extreem Pressure) additive, cocok untuk aplikasi beban berat. Tahan pengujian 4 ball weld load hingga 315 Kg. 4.
Grease LICOM EP 3 bisa dipakai untuk beragam aplikasi pada kendaraan. Pada motor, misalnya, digunakan untuk melumasi bearing roda, puli cvt, komstir, serta swing arm. Grease LICOM EP 3 juga bisa diterapkan pada bagian-bagian kendaraan roda empat terutama bearing roda, engsel pintu, as kopling, cv joint, joint arm dan tierod. Sementara pada bus dan truk, Grease LICOM EP 3 digunakan pada bearing roda, as kopel, joint arm, engsel pintu/kabin, as kopling, gandengan/ trailer, bushing per daun, bushing hydraulic cylinder 5.
Strategi bisnis ke depan Balmer Lawrie Indonesiaadalah, dalam acuan bisnisnya di 2020, PT Balmer Lawrie Indonesia konsisten mengusung empat poin penting, yaitu world class lubricant at affordable price, providing comprehensive lubrication solution, market leader in grease & specialty lubricants, serta enviromentally friendly lubricant .
PT Balmer Lawrie Indonesia memiliki kemampuan memproduksi sendiri grease 6.000 MT/tahun, oli pelumas (3.000KL/tahun) serta Bituminous Compound (3.000MT/tahun) dalam satu shift produksi dari pabriknya di Cikande, Banten. Jumlah tersebut setiap tahunnya masing-masing terus meningkat dan kami menargetkan bisa mencapai produksi hingga 10.000 MT pada tahun-tahun mendatang. Dalam jangka panjang, BLI ingin memiliki jaringan distributor yang berkembang dan kuat, terutama di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Para distributor yang mendukung penjualan produk-produk Balmerol dan layanannya ini harus melalui sejumlah syarat, di antaranya pasar dan jaringan yang luas, serta dukungan finansial yang memadai. Dengan bergabung sebagai distributor, bukan hanya harga kompetitif yang menjadi keunggulan, tapi juga memperluas pemasaran di wilayah distribusi masing – masing yang menyesuaikan dengan karakteristik daerahnya.
source: industry.co.id
Balmerol Meluncurkan Pelumas LICOM EP 3
Praktis, Balmerol Luncurkan Pelumas Kemasan Saset
WE Online, Jakarta – PT Balmer Lawrie Indonesia (BLI), perusahaan pelumas dengan brand Balmerol, meluncurkan Grease LICOM EP 3 dalam bentuk kemasan saset atau pounch 100 gram dan 200 gram. Produk ini merupakan seri baru dan akan menjadi andalan di 2020.
Amit Kumar Basak, Presiden Direktur BLI, mengatakan, peluncuran produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen pada perawatan praktis yang semakin tinggi. Kebutuhan pelumas saat ini bukan hanya untuk kebutuhan otomotif, tapi juga untuk berbagai keperluan pelumasan bagian pintu hingga pagar rumah.
Dalam dua bulan terakhir, sebelum meluncurkan kemasan tersebut, perusahaan telah melakukan sosialisasi di bengkel mobil dan motor di area Jabodetabek. Responsnya baik, bahkan konsumen bengkel banyak yang langsung tertarik dan memesan.
“Harganya sangat ekonomis, untuk kebutuhan pribadi Rp12.500 untuk kemasan 100 gram,” ungkap Kumar, saat peluncuran pelumas, di Graha STR, Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (17/12/2019).
Kumar menyebut, keistimewaan Grease LICOM EP 3 adalah memiliki kekentalan yang sesuai dengan standar National Lubrication Grease Institute (NLGI) Nomor 3.
Produk yang dibuat dengan menggunakan Lithium Complex ini termasuk grease tahan panas, dengan titik leleh (melting point) 260oC. Rekomendasi operasi hingga temperature 160oC. Grease LICOM EP 3 juga memiliki Extreem Pressure (EP) additive, cocok untuk aplikasi beban berat. Tahan pengujian empat ball weld load hingga 315 kg.
Dengan spesifikasi tersebut, LICOM EP 3 bisa dipakai untuk beragam aplikasi pada kendaraan. Pada motor, misalnya, digunakan untuk melumasi bearing roda, puli cvt, komstir, serta swing arm. Pelumas ini juga bisa diterapkan pada bagian-bagian kendaraan roda empat, terutama bearing roda, engsel pintu, as kopling, cv joint, joint arm, dan tierod.
“Sementara pada bus dan truk, Grease LICOM EP 3 digunakan pada bearing roda, as kopel, joint arm, engsel pintu/kabin, as kopling, gandengan/trailer, bushing per daun, bushing hydraulic cylinder,” jelas Kumar.
Menghadapi 2020, joint venture PT Imani Wicaksana dan Balmer Lawrie & Co Ltd, India ini menargetkan peningkatan produksi hingga 10.000 metrik ton (MT) per tahun. Tidak hanya peningkatan produksi, dalam jangka panjang, BLI juga ingin memiliki jaringan distributor yang berkembang dan kuat, terutama di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Memasuki usia 8 tahun usahanya di industri pelumas ini, saat ini telah memproduksi Grease 6000 MT per tahun, minyak pelumas 3.000 KL per tahun, dan Bituminous Compund 3.000 MT per tahun. Produksi dilakukan dalam satu sif produksi di pabriknya di Cikande, Banten. Jumlah tersebut setiap tahunnya masing-masing terus meningkat.
“Untuk mendukung penjualan, para distributor tidak hanya didukung dengan finansial yang memadai, tapi juga memiliki pasar dan jaringan yang luas. Dengan demikian, produk-produk Balmerol dan layanan BLI tidak hanya kompetitif dari sisi harga, tapi juga dapat memperluas pemasaran di wilayah distribusi masing-masing yang menyesuaikan dengan karakteristik daerahnya,” jelas Kumar.
Muhammad Khayam, Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kemenperin, dalam kesempatan yang sama, mengungkapkan, produsen pelumas di Indonesia saat ini ada 44 perusahaan dengan kapasitas terpasang mencapai 2 juta kiloliter (KL) per tahun. Namun yang dikonsumsi di dalam negeri hanya 1 KL per tahun, di antaranya ke China.
Kebutuhan pelumas di dalam negeri sendiri secara nasional mencapai 650 juta liter. Artinya, untuk memenuhi kebutuhan tersebut masih didominasi oleh produk impor, di antaranya dari Singapura dan Jepang.
Agar konsumsi pelumas perusahaan di Indonesia diserap untuk konsumsi dalam negeri, sekaligus mendorong pertumbuhan produksi pelumas dalam negeri, menurut Khayam, diperlukan regulasi teknis untuk melindungi konsumen, serta untuk memperbaiki iklim usaha dan iklim investasi bagi perusahaan pelumas.
Regulasi di antaranya perusahaan-perusahaan diharuskan mengoptimalkan penggunaan barang dalam negeri. Pemerintah sendiri mewajibkan perusahaan produsen pelumas membuat produk dengan standar SNI, yang diperlukan untuk melindungi konsumen dan efisiensi di otomotif dan non-otomotif.
Sumber: https://www.wartaekonomi.co.id/read262258/praktis-balmerol-luncurkan-pelumas-kemasan-saset.html/3